Wakil Menteri Pekerjaan Umum Menekankan Pentingnya Penerapan Bangunan Hijau dan Cerdas di Pembukaan ARCH ID 2025
![]() |
Wakil Menteri PU (Foto: Kementerian Pekerjaan Umum) |
sepintasnews.web.id - Dalam peluncuran ARCH:ID 2025 yang diselenggarakan
oleh Ikatan Arsitek Indonesia di Indonesia Convention Exhibition BSD City,
Tangerang, pada Kamis, 8 Mei 2025, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana
Kusumastuti hadir. Acara ini berlangsung dari 8 hingga 11 Mei 2025 dengan tema
“Performative Archipelago”.
“Tema tahun ini menyoroti konsep arsitektur performatif yang sangat relevan
untuk Indonesia, mengingat keunggulan geografis negara kepulauan serta
keragaman alam dan budaya yang melimpah” ucap Wamen Diana.
Dalam pidatonya, Wamen Diana menekankan komitmen Pemerintah Indonesia untuk
mengurangi emisi Gas Rumah Kaca melalui berbagai upaya mitigasi perubahan
iklim, sejalan dengan Paris Agreement yang telah diundangkan dalam
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016.
“Kementerian Pekerjaan Umum juga berkontribusi dalam pengurangan emisi GRK
dengan menerapkan kewajiban dan kebijakan sukarela terkait Standar Teknis
Bangunan Gedung Hijau sesuai Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021, serta Bangunan
Gedung Cerdas berdasarkan Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2023” tambah Wamen Diana.
Prinsip-prinsip BGH dan BGC berfokus pada pengurangan, penggunaan kembali,
dan daur ulang, serta pendekatan sepanjang siklus hidup guna mencapai emisi nol
bersih pada tahun 2060. Prinsip-prinsip ini diterapkan melalui desain pasif dan
sistem aktif yang terintegrasi dalam efisiensi energi.
Teknologi seperti Building Information Modeling (BIM) juga diadopsi untuk
analisis beban energi yang akurat demi mencapai konstruksi yang berkelanjutan.
“Di tengah tantangan krisis iklim dan kemajuan teknologi, arsitektur
memiliki peran signifikan dalam menurunkan emisi karbon di sektor bangunan. Ini
dapat dicapai melalui penggunaan energi bersih, penerapan prinsip Bangunan
Gedung Hijau dan Cerdas, pemanfaatan BIM, inovasi bahan baku lokal, serta
pengembangan kapasitas sumber daya manusia agar arsitek bisa merancang dengan
kesadaran dan tanggung jawab,” ungkap Wamen Diana.
Wamen Diana juga menekankan bahwa ARCH:ID merupakan platform kolaborasi
antar berbagai profesi, termasuk arsitek, insinyur, pengembang, kontraktor,
akademisi, pemerintahan, dan masyarakat luas. Tujuannya adalah untuk memperkuat
nilai lokal, mendorong inovasi, serta bersama-sama membangun masa depan
arsitektur berkelanjutan di Indonesia.
Presiden IAI Georgius Budi Yulianto menyebutkan bahwa ARCH:ID 2025 adalah
penyelenggaraan forum yang kelima.
“Pada ARCH:ID 2024, kami berhasil menarik sekitar 22 ribu pengunjung, dan kami berharap tahun ini dapat mencapai lebih dari 30 ribu pengunjung. Tema tahun ini mencerminkan tantangan dan realitas kepulauan yang kita hadapi, yang beragam namun tetap kreatif,” tuturnya sebagai penutup.