BREAKING NEWS

Hasil Perundingan IEU CEPA, Uni Eropa Berjanji Memberikan Kelonggaran Terkait Deforestasi

Hasil Perundingan IEU CEPA, Uni Eropa Berjanji Memberikan Kelonggaran Terkait Deforestasi
Pertemuan bilateral di Berlaymont Building, Brussels, Belgia (Foto: Humas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)

sepintasnews.web.id - Pemerintah kini berada di tahap akhir pembicaraan mengenai Indonesia-Uni Eropa Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IEU CEPA). Dalam langkah ini, pihak Uni Eropa memperlihatkan kesungguhan untuk memberikan kemudahan terkait masalah deforestasi.

Diskusi ini berlangsung dalam pertemuan dua pihak antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Komisaris Uni Eropa untuk Perdagangan dan Keamanan Ekonomi, Maroš Šefčovič, yang diadakan di Gedung Berlaymont, Brussel, Belgia, pada hari Jumat (6/6/2025).

Komisioner Maroš menjanjikan perlakuan khusus terhadap kebijakan yang berkaitan dengan deforestasi di Indonesia. "Kebijakan ini tentu akan memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor utama Indonesia, khususnya produk yang berasal dari hutan,” ujar Airlangga dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring.

Airlangga juga menyatakan bahwa Indonesia mendorong pengembangan produk perikanan yang dianggap memiliki potensi yang signifikan, serta meminta agar fasilitas ekspor perikanan diperlakukan sama seperti yang diberikan kepada negara-negara ASEAN lain, seperti Thailand dan Filipina. Uni Eropa telah mencapai kesepakatan untuk memberikan perlakuan yang setara kepada produksi dan ekspor perikanan Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara sekitarnya. Selain itu, mengenai masalah deforestasi, Komisaris Maroš telah memberikan janji untuk memberikan perlakuan khusus yang diharapkan dapat membawa dampak positif bagi ekspor produk hutan dari Indonesia.

“Indonesia menginginkan agar fasilitas ekspor perikanan diperlakukan sama dengan negara-negara ASEAN lainnya, termasuk Thailand dan Filipina, dan pihak Eropa telah sepakat untuk menciptakan kondisi yang setara,” tegas Airlangga.

Interaksi ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa menunjukkan perkembangan yang baik, dengan total perdagangan mencapai USD 30,1 miliar pada tahun 2024. Uni Eropa adalah mitra perdagangan terbesar kelima untuk Indonesia, sedangkan Indonesia menjadi mitra perdagangan ke-33 untuk Uni Eropa. Neraca perdagangan antara kedua pihak tetap mengalami surplus bagi Indonesia, dengan peningkatan yang signifikan dari USD 2,5 miliar pada tahun 2023 menjadi USD 4,5 miliar pada tahun 2024.

Indonesia dan Uni Eropa berkomitmen untuk memanfaatkan kesempatan di tengah situasi yang tidak stabil dan sulit untuk diprediksi. Barang-barang penting dari Indonesia dan Uni Eropa saling mendukung tanpa bersaing secara langsung. “Tentu saja, hal ini akan memperkuat jaringan pasokan global, sehingga penyelesaian negosiasi ini menjadi sangat penting,” jelas Airlangga.

Salah satu keuntungan utama dari penerapan IEU CEPA adalah hilangnya tarif impor yang signifikan. Dalam jangka waktu satu hingga dua tahun setelah perjanjian ini mulai berlaku, sekitar 80% dari ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan bebas dari tarif, yaitu dikenakan tarif 0%. Produk unggulan seperti barang yang memerlukan banyak tenaga kerja (misalnya sepatu, kain, dan pakaian), minyak kelapa sawit, sektor perikanan, serta energi terbarukan dan kendaraan listrik akan mendapatkan perlakuan yang lebih adil dan preferensial.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar