BREAKING NEWS

Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo Berhasil Melakukan Operasi Clipping Aneurisma Perdana

Ruang Operasi RSJPDO Oputa Yi Koo (Foto: RSJPDO Oputa Yi Koo)

sepintasnews.web.id - Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo di Provinsi Sulawesi Tenggara telah berhasil meraih pencapaian penting dalam bidang medis di kawasan tersebut. Untuk pertama kalinya, tindakan pemotongan aneurisma otak berhasil dilaksanakan di RSJPDO Oputa Yi Koo yang berada di Kota Kendari. Prosedur bedah saraf yang rumit ini adalah langkah signifikan dalam peningkatan layanan kesehatan yang berhubungan dengan kondisi saraf dan stroke.

Operasi ini di bawah pimpinan dr. Laode Maly Ray, Sp. BS, FINPS, FINSS, merupakan seorang dokter bedah saraf terkenal di Sulawesi Tenggara, yang memperoleh arahan secara langsung dari tim spesialis di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), yaitu dr. Abrar Arham, Sp. BS, dan dr. Akbar.

dr. Abrar menjelaskan bahwa aneurisma otak muncul ketika dinding pembuluh darah di otak melemah dan dapat membesar sampai mengalami pecah, hal ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pendarahan di otak.

"Operasi clipping adalah suatu prosedur bedah terbuka yang dilaksanakan untuk menangani aneurisma. Kami meletakkan klip logam kecil pada leher aneurisma untuk menghentikan aliran darah ke bagian yang lemah," tambah dr. Abrar.

Ia mengungkapkan bahwa pelaksanaan operasi berlangsung dengan sangat baik dan dilakukan oleh tim dokter Ray serta dr. Akbar. Alhamdulillah, pasien telah sadar dan berada dalam keadaan yang sangat baik. "Kami telah mencapai pencapaian baru dalam layanan stroke di Kendari dan Sulawesi Tenggara," tambahnya.

dr. Abrar juga menggarisbawahi pentingnya dukungan yang berkelanjutan, yang mencakup tidak hanya kehadiran fisik, tetapi juga diskusi mengenai kasus, persiapan untuk operasi, serta kemungkinan kerja sama dengan tim RS PON dalam menangani kasus-kasus yang lebih rumit.

Sementara itu, dr. Ray, yang melaksanakan operasi tersebut, menyatakan rasa terima kasih atas keberhasilan prosedur ini.

Ini merupakan pertama kalinya langkah seperti ini dilaksanakan di Sulawesi Tenggara. Syukur kepada Tuhan, sekarang kita dapat melakukannya secara mandiri berkat arahan dari RS PON,” ujarnya.

Ia juga menginformasikan bahwa dalam dua tahun terakhir, sekitar 80 pasien dengan kondisi serupa telah ditangani, tetapi hanya tiga di antara mereka yang berhasil selamat.

"Salah satu pasien yang sukses adalah yang kami lakukan operasi kemarin, dan kini telah menerima terapi yang tepat," ungkap dr. Sinar.

Ia memandang pencapaian ini sebagai permulaan dari zaman baru dalam pelayanan stroke di Sulawesi Tenggara dan berharap agar layanan kesehatan di provinsi ini dapat terus maju dan mandiri di masa yang akan datang.

Direktur Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Oputa Yi Koo, Dr. dr. Al Gazali, M.Kes., mengonfirmasi bahwa prosedur bedah berjalan dengan lancar dan pasien menunjukkan kemajuan pemulihan yang cepat.

Operasi akan dilakukan mulai pukul 08. 00 hingga 14. 00 WITA. "Pasien tidak sadarkan diri selama 5 hingga 6 jam, namun pada malam harinya sudah sadar dan saat ini dalam keadaan sangat baik," ujarnya.

Ia menyatakan bahwa pasien dirawat di rumah sakit pada 29 Mei 2025 karena mengeluhkan sakit kepala, dan setelah melakukan pemeriksaan oleh dr. Ray telah dijadwalkan untuk menjalani prosedur pemotongan aneurisma.

Prosedur ini merupakan langkah penting bagi rumah sakit yang sebelumnya telah berhasil melakukan operasi bypass jantung pada bulan Desember 2024.

dr. Al Gazali mengungkapkan bahwa RSJPDO Oputa Yi Koo sekarang telah dilengkapi dengan alat medis terbaru seperti mikroskop bedah, CT scan, dan peralatan pendukung lainnya.

Perangkat ini telah direncanakan sejak tahun lalu, dan syukur kepada Tuhan, saat ini sudah dapat dimanfaatkan. Dengan demikian, masyarakat Sulawesi Tenggara tidak perlu melakukan perjalanan jauh ke Makassar, Jakarta, atau Surabaya untuk menjalani prosedur bedah saraf atau jantung. "Ini sudah cukup," katanya dengan tegas.

Keberhasilan ini sangat bergantung pada dukungan dari RS PON Jakarta. Tim dari RS PON mengungkapkan bahwa sarana di RSJPDO Oputa Yi Koo sudah cukup baik dan tidak diperlukan rujukan untuk tindak lanjut ke Jakarta.

"Apabila terdapat banyak kasus, tim dari RS PON bersedia hadir dan memberikan bantuan untuk melaksanakan operasi secara langsung di lokasi ini," jelas dr. Al Gazali.

Sebagai bagian dari upaya peningkatan layanan, RSJPDO telah menjalin kerjasama dengan beberapa rumah sakit terkemuka di tingkat nasional, yang mencakup RS PON, RS Harapan Kita, dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Kerja sama yang serupa akan dilaksanakan dengan RSUP Wahidin Sudirohusodo di Makassar dalam waktu yang tidak lama lagi.

Dalam sektor sumber daya manusia, RSJPDO memiliki tenaga medis yang berkompeten. Saat ini, kami memiliki tiga dokter bedah jantung. Dari jumlah tersebut, dua dokter akan kembali bertugas pada bulan Oktober, sementara dokter yang satu lagi akan menyusul pada tahun depan. "Dalam bidang bedah saraf, kami memiliki dua dokter yang sangat ahli," tambahnya.

Dengan adanya sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai, RSJPDO Oputa Yi Koo sekarang siap berfungsi sebagai pusat rujukan untuk layanan jantung, pembuluh darah, serta bedah otak di Sulawesi Tenggara. Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di wilayah itu.

Sebaliknya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan penghargaan atas keberhasilan pelaksanaan operasi clipping aneurisma yang pertama kalinya di Sulawesi Tenggara. Ia mencatat bahwa provinsi ini kini menjadi yang ke-30 yang berhasil melakukan tindakan tersebut.

Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia, dengan jumlah kasus mencapai 300 ribu setiap tahunnya. Oleh sebab itu, keberadaan layanan seperti clipping sangatlah krusial,” jelas Menteri Kesehatan.

Ia menegaskan bahwa 514 rumah sakit di tingkat kabupaten atau kota harus memiliki kemampuan untuk menangani stroke iskemik dan hemoragik, termasuk pelaksanaan trombosis, kraniotomi, dan coiling.

Untuk rumah sakit provinsi seperti RSJPDO Oputa Yi Koo, perlu mampu melakukan intervensi lanjutan yang lebih rumit, seperti clipping aneurisma.

Menteri Kesehatan juga menekankan pentingnya pelatihan yang terus-menerus bagi dokter dan perawat. Saya berharap bantuan ini tidak hanya diberikan satu kali. “Proses ini perlu diteruskan dan disatukan dalam sistem pembiayaan BPJS agar dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat secara umum,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi RS PON yang giat dalam meningkatkan layanan ke berbagai wilayah. "Ucapan terima kasih disampaikan kepada tim RS PON dan semua rekan yang telah mau berbagi pengetahuan dalam upaya membangun layanan stroke di seluruh provinsi di Indonesia," ujarnya.

Keberhasilan pelaksanaan operasi clipping aneurisma pertama di RSJPDO Oputa Yi Koo tidak hanya merupakan kebanggaan bagi wilayah tersebut, tetapi juga menjadi lambang kemajuan dalam layanan kesehatan di Sulawesi Tenggara. 

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar